Proses pembuatan aspal merupakan seni dan ilmu pengetahuan yang melibatkan banyak langkah dan komponen berbeda untuk menghasilkan material yang kokoh dan juga andal. Di balik setiap jalan raya yang mulus dan berkelanjutan terdapat proses kompleks yang membentuk fondasi kami. Jasa Aspal Hotmix akan menjelaskan cara membuat aspal.

Bahan-Bahan Utama dalam Pembuatan Aspal
Pembuatan aspal melibatkan beberapa bahan utama, yaitu:
- Aspal Bitumen: Bahan perekat utama yang diperoleh dari hasil penyulingan minyak bumi. Aspal ini memiliki sifat viskoelastis yang membuatnya mampu mengikat agregat dengan kuat serta tahan terhadap perubahan suhu ekstrem.
- Agregat: Campuran batu pecah, kerikil, dan pasir yang memberikan kekuatan struktural pada aspal. Agregat yang digunakan harus memiliki ukuran dan bentuk yang sesuai agar memberikan daya dukung yang baik serta meminimalkan rongga udara dalam campuran aspal.
- Filler: Bahan tambahan seperti semen, abu batu, atau kapur yang berfungsi untuk mengisi rongga antar agregat, meningkatkan daya rekat, dan memberikan stabilitas tambahan pada campuran aspal.
- Bahan Aditif (Opsional): Bahan tambahan seperti polimer, serat, atau zat kimia lainnya yang digunakan untuk meningkatkan ketahanan aspal terhadap suhu tinggi, deformasi akibat beban lalu lintas, serta memperpanjang umur layanan jalan. Beberapa aditif juga dapat meningkatkan sifat fleksibilitas aspal agar tidak mudah retak.
- Air (Pada Aspal Emulsi): Dalam beberapa jenis aspal seperti aspal emulsi, air digunakan sebagai media untuk mencampur aspal dengan bahan kimia pengemulsi sehingga dapat diaplikasikan dalam kondisi suhu rendah tanpa perlu pemanasan tinggi.
Proses Pembuatan Aspal
1. Persiapan Bahan Baku
Batu pecah/bahan mentah. Agregat merupakan material utama yang digunakan untuk lapisan permukaan perkerasan jalan atau beton. Agregat ini diperoleh dari penggalian batu di Sungai Aceh Tamiang dan daerah lainnya, kemudian batu tersebut diolah dengan alat pemecah batu sehingga menghasilkan beberapa jenis batu. sintesis sesuai keinginan. dalam pekerjaan konstruksi sesuai standar SNI (Standar Nasional Indonesia) mengenai penggunaan agregat buatan, khususnya agregat berukuran 1,1/2, ¾ inchi dan abu batu pada umumnya, kemudian disimpan di gudang untuk digunakan sebagai gudang dan suku cadangnya disimpan di Gudang Aspal.Aspal untuk bahan baku produksi aspal beton di unit AMP (Asphalt Mixing Plant).
2. Bahan Baku Aspal
Aspal merupakan bahan baku yang digunakan untuk merekatkan suatu agregat dengan agregat yang lain atau juga sebagai katalis agar agregat tersebut dapat menjadi suatu blok, awet, keras dan tahan terhadap perubahan iklim Queen. Jenis aspal yang digunakan adalah aspal emulsi yang diperoleh dari proses penyulingan minyak bumi. diimpor dari banyak produsen dalam dan luar negeri.
3. Padding
Filler merupakan bahan aditif pada proses pencampuran antara agregat dan aspal yang mempunyai efek menutup rongga-rongga pada permukaan beton aspal akibat kurangnya pencampuran agregat pada alat timbang. Bahan timbunan tambahan meliputi debu batu kapur, air kapur, semen atau abu terbang dari sumber yang disetujui oleh Manajer Konstruksi. Bahan pengisi yang ditambahkan harus dalam keadaan kering, tidak menggumpal, dan juga bila diuji dengan ayakan menurut SNI (Standar Nasional Indonesia) 03-1968-1990, mengandung paling sedikit bahan yang lolos saringan No. 200 (75 mikron). berat.
4. Aspal Dingin
Aspal dingin (cold aspal) adalah tangki agregat dari setiap fraksi, mulai dari agregat halus sampai agregat kasar, yang diperlukan untuk produksi campuran aspal panas (hot mix). Bagian pertama dari AMP (Asphalt Mixing Plant) terdiri dari aspal dingin yang menyimpan agregat kasar, agregat sedang, agregat halus dan pasir. Aspal dingin minimal harus memiliki 3 sampai 5 barel (aspal). Setiap jenis aspal mengandung agregat dengan derajat gradasi tertentu. Agregat ini harus dipisahkan satu sama lain untuk menjaga keaslian gradasi masing-masing lapisan sesuai rencana campuran kerja (RCK). Untuk memisahkannya, dapat dipasang pelat baja untuk memisahkan aspal. Dengan demikian, kendaraan pengangkut (alat angkut) yang digunakan untuk menuangkan setiap lapisan aspal harus mempunyai ember (ember) yang lebih kecil dari mulut pemisah setiap lapisan aspal. Tanpa pemisah, pengisian setiap wadah tidak boleh diisi berlebihan, yang dapat mengakibatkan tercampurnya agregat.
5. Proses Pengeringan Agregat Pada Unit Dryer
Agregat yang diperoleh dari hasil penambangan diolah di dalam mesin penghancur batu nisan kemudian disimpan dalam aspal dingin (Cool bin) tergantung ukurannya, kemudian diantar atau diangkut sampai tujuan dengan menggunakan bell conveyor. pengeringan dengan alat anti gigi, tujuannya untuk menghilangkan kadar air, kadar air harus sekecil mungkin karena jika tidak maka akan mempengaruhi proses pencampuran aspal nantinya. Proses pengeringan pada wine press dilakukan dengan membakar agregat dalam rotary kiln dengan suhu ±1500 C. Proses pembakarannya menggunakan bahan bakar solar. Dalam pembakaran ini berlangsung ±45 detik dengan kapasitas ±80 ton/jam.
Dalam teetotaler, beberapa faktor harus diperhatikan untuk memperoleh campuran aspal yang memenuhi persyaratan, khususnya
Kalibrasi alat pengukur suhu dan verifikasi suhu pemanasan. Perubahan jumlah agregat yang masuk ke dalam pengering setelah pengerasan aspal terbuka dingin dapat menyebabkan panas berlebih (jumlah agregat yang masuk berkurang sedangkan panas burner tetap). Proses pembakarannya harus sempurna, hal ini ditandai dengan warna asap yang keluar dari cerobong asap berwarna putih dan nyala api yang menyala berwarna biru. Asap hitam menandakan pembakaran tidak sempurna. Contoh akibat pembakaran tidak sempurna adalah ketika agregat terekstraksi dari aspal panas yang berwarna hitam dan tertutup jelaga. Akibatnya aspal tidak dapat menembus pori-pori agregat dan tidak dapat melekat dengan baik pada agregat.
Kadar air agregat harus seminimal mungkin. Amati banyaknya kondensasi pada permukaan cermin atau sendok. Agregat masih mengandung air sehingga aspal tidak dapat menempel pada agregat, sehingga campuran aspal akan berperilaku seolah-olah terdapat aspal berlebih.
6. Pengumpul Debu (dust collector)
Alat pengumpul debu( dust collector) akan berfungsi sebagai alat pengendali pencemaran udara di lokasi AMP (asphalt mixing plant). Gas buang yang dikeluarkan dari sistem pengeringan yang dipadukan dengan tekanan exhaust fan (bagian pembuangan) akan diarahkan ke bagian pengumpul debu. Peralatan pengumpul debu yang tidak berfungsi dengan baik akan menimbulkan pencemaran udara, yang paling jelas terlihat dari munculnya kotoran pada pohon atau pada atap di sekitar lokasi KKP (campuran aspal pabrik). Kami menggunakan sistem pengumpul debu basah (wet dust cleaner), debu yang terbawa gas buang disemprot air sehingga partikel berat berjatuhan dan gas bersih keluar dari cerobong asap. Partikel berat tersebut kemudian dipindahkan ke tangki penyimpanan (tangki air). Jika terlihat banyak jelaga yang mengapung di tangki air, ini menandakan pembakaran yang tidak sempurna di pengering (kurang). Untuk menghindari kejadian yang tidak diharapkan, pengering (yang hilang) akan diperbaiki atau ditingkatkan.
7. Proses Pemisahan Agregat Pada Hot Screen.
Agregat panas yang telah mengalami pembakaran dari alkali kemudian di angkut dengan elevator panas ke bagian atas langit-langit mulut untuk di pisahkan pada saringan panas. Proses pemisahan agregat ini di lakukan dengan cara menjatuhkan agregat secara gravitasi ke atas saringan/ayakan yang di rancang agak miring sehingga agregat dapat dipisahkan sesuai dengan ukurannya masing-masing. Ayakan dilengkapi dengan mesin getar yang berfungsi menggetarkan ayakan untuk menjamin pengayakan yang optimal. Agregat yang telah disaring/dipisahkan berdasarkan ukurannya kemudian dimasukkan ke dalam unit hot cart untuk menampung sementara agregat untuk diumpankan ke timbangan.
Pemasangan filter pada peralatan penyaringan panas tidak boleh memiliki dimensi yang berdekatan. Contoh susunan ayakan untuk campuran aspal dengan ukuran partikel maksimal 19 mm adalah sebagai berikut:
- Saringan pertama/atas ukuran 19 mm, agregat yang lebih besar (kebesaran) di tuangkan ke dalam gorong-gorong.
- Filter kedua berukuran 12,5 mm (1/2 inci). Agregat dengan ukuran partikel dari 19 mm hingga 12,5 mm di pindahkan ke nampan 1.
- Filter ketiga adalah 4,75 mm (#4). Agregat dengan ukuran partikel 9,5 hingga 4,75 mm di pindahkan ke baki 2.
- Saringan keempat berukuran 2,36 mm (No. 8). Agregat dengan ukuran partikel 4,75 hingga 2,36 mm di pindahkan ke bin 3. Sedangkan agregat yang lolos filter 2,36 mm akan di pindahkan ke bin 4.
8. Aspal Panas (hot bin)
Aspal panas( hot binn) di pasang pada AMP (asphalt mixing plant).jenis dosis (batch). Di AMP mixing plant (pabrik pencampur aspal), biasanya terdapat 4 tong yang kedap air dan terpasang kokoh, tanpa lubang dan memiliki ketinggian yang sesuai untuk menampung agregat panas dengan ukuran berbeda. Fraksi di pisahkan dengan tungku yang di panaskan. set saringan. Di bagian bawah setiap tabung plastik panas harus di pasang untuk menghilangkan kelebihan agregat dari setiap panci panas, yang dapat di operasikan secara manual atau otomatis. Apabila agregat halus masih mengandung air (kurang kering) setelah dipanaskan, maka agregat sangat halus (debu) akan menempel dan menggumpal pada dinding aspal yang panas dan jatuh bila sudah cukup berat. Hal ini dapat menyebabkan perubahan ukuran partikel, yaitu tambahan material yang melewati saringan numerik.
9. Timbangan
Timbangan merupakan alat yang berguna untuk mengukur/menimbang banyaknya setiap agregat berdasarkan komposisinya menurut prosesnya, proses penimbangannya di lakukan dengan menggunakan komputer/sistem otomatis. Sebelum menggunakan timbangan ini, timbangan akan di kalibrasi terlebih dahulu agar hasil penimbangannya akurat. Normalnya timbangan di kalibrasi dengan bobot paling ringan yaitu 10kg. Hal ini di sebabkan karena kepadatan spesifik agregat terlalu tinggi dan skala tidak dapat di lakukan. akurat/tidak terbaca jika berat agregat kurang dari 10 kg.
Faktor-faktor penting dalam unit penimbangan gabungan yang memerlukan perhatian khusus adalah sebagai berikut
- Kalibrasi skala.
- Weigh box tergantung bebas.
- Pemantauan kinerja harian driver AMP (asphalt mixing plant).
10. Proses Akhir Mixer
Mixer alat untuk proses pencampuran di mana agregat yang di panaskan dan di timbang di ukur sesuai komposisi yang di inginkan kemudian di tuangkan ke dalam mixer dengan cara membuka pintu kereta panas menggunakan sistem hidrolik otomatis/pengendali utama.
Proses pencampuran dalam mixer adalah proses pencampuran antara agregat panas, aspalt dan penyangga pada suhu ±1500 C. Cara pencampuran di lakukan dengan cara memutar poros pengaduk dengan motor listrik. Waktu pencampuran adalah 30 hingga 40 detik. , aduk dengan kapasitas 800 kg/ 30-40 detik kemudian. Agregat yang tercampur seseragam mungkin di tuangkan langsung ke dalam kendaraan pengangkut dengan cara membuka bukaan pada bagian bawah alat pengaduk yang di operasikan secara hidrolik. Campuran aspalt yang keluar dari alat pengaduk ini mempunyai suhu ±1500C dan setiap jam suhunya akan menurun ±2,5-50C.
Catatan Penting:
- Pastikan untuk memakai alat pelindung seperti sarung tangan dan kacamata saat bekerja dengan aspalt panas.
- Metode ini hanya cocok untuk pembelajaran dan eksperimen kecil. Produksi aspal skala besar memerlukan peralatan dan juga proses yang lebih kompleks.
- Konsultasikan pada kami Jasa pengaspalan
Kesimpulan
Pembuatan aspal melibatkan serangkaian proses yang ketat untuk memastikan kualitas dan daya tahannya. Dengan kombinasi bahan yang tepat dan metode pencampuran yang efisien, aspal dapat menghasilkan permukaan jalan yang kuat dan tahan lama. Keberhasilan dalam pembuatan dan penerapan aspal sangat bergantung pada pemilihan bahan, teknologi pencampuran, serta teknik aplikasi yang tepat.
FAQ Cara Membuat Aspal
Bahan utama pembuatan aspal meliputi:
Bitumen (aspal minyak) dari penyulingan minyak bumi.
Agregat seperti pasir, kerikil, dan batu pecah.
Filler seperti abu batu atau semen untuk meningkatkan daya rekat.
Proses pembuatan aspal terdiri dari beberapa tahap:
Pengeringan dan pemanasan agregat di dalam drum pemanas.
Pencampuran bitumen dengan agregat pada suhu tinggi.
Pengangkutan campuran aspal ke lokasi proyek.
Penghamparan dan pemadatan menggunakan alat berat seperti finisher dan roller.
Aspal panas (Hot Mix Asphalt/HMA): Dicampur dan diaplikasikan dalam suhu tinggi, lebih tahan lama.
Aspal dingin (Cold Mix Asphalt/CMA): Bisa digunakan tanpa pemanasan, cocok untuk perbaikan jalan kecil.
Aspal umumnya membutuhkan 24-48 jam untuk benar-benar mengering dan siap digunakan.
Ya, beberapa alternatif ramah lingkungan termasuk aspal daur ulang (RAP) dan bio-asphalt yang menggunakan minyak nabati sebagai bahan pengikat.