Cara Membuat Aspal di Aspal Mixing Plant

jasa aspal

Proses pembuatan aspal merupakan seni dan ilmu pengetahuan yang melibatkan banyak langkah dan komponen berbeda untuk menghasilkan material yang kokoh dan juga andal. Di balik setiap jalan raya yang mulus dan berkelanjutan terdapat proses kompleks yang membentuk fondasi kami. Jasa Aspal Hotmix akan menjelaskan cara membuat aspal.

cara membuat aspal

Bahan-Bahan Utama dalam Pembuatan Aspal

Pembuatan aspal melibatkan beberapa bahan utama, yaitu:

  1. Aspal Bitumen: Bahan perekat utama yang memperolehnya dari hasil penyulingan minyak bumi. Aspal ini memiliki sifat viskoelastis yang membuatnya mampu mengikat agregat dengan kuat serta tahan terhadap perubahan suhu ekstrem.
  2. Agregat: Campuran batu pecah, kerikil, dan pasir yang memberikan kekuatan struktural pada aspal. Penggunaan agregatya harus memiliki ukuran dan bentuk yang sesuai agar memberikan daya dukung yang baik serta meminimalkan rongga udara dalam campuran aspal.
  3. Filler: Bahan tambahan seperti semen, abu batu, atau kapur yang berfungsi untuk mengisi rongga antar agregat, meningkatkan daya rekat, dan memberikan stabilitas tambahan pada campuran aspal.
  4. Bahan Aditif (Opsional): Bahan tambahan seperti polimer, serat, atau zat kimia lainnya yang penggunaanya untuk meningkatkan ketahanan aspal terhadap suhu tinggi, deformasi akibat beban lalu lintas, serta memperpanjang umur layanan jalan. Beberapa aditif juga dapat meningkatkan sifat fleksibilitas aspal agar tidak mudah retak.
  5. Air (Pada Aspal Emulsi): Dalam beberapa jenis aspal seperti aspal emulsi, menggunakan air sebagai media untuk mencampur aspal dengan bahan kimia pengemulsi sehingga dapat mengaplikasikanya dalam kondisi suhu rendah tanpa perlu pemanasan tinggi.

Proses Pembuatan Aspal

1. Persiapan Bahan Baku

Batu pecah/bahan mentah. Agregat merupakan material utama yang berguna untuk lapisan permukaan perkerasan jalan atau beton. Agregat ini memperolehnya dari penggalian batu di Sungai Aceh Tamiang dan daerah lainnya, kemudian batu tersebut proses pengolahan dengan alat pemecah batu sehingga menghasilkan beberapa jenis batu. sintesis sesuai keinginan. dalam pekerjaan konstruksi sesuai standar SNI (Standar Nasional Indonesia) mengenai penggunaan agregat buatan, khususnya agregat berukuran 1,1/2, ¾ inchi dan abu batu pada umumnya, kemudian disimpan di gudang untuk penggunaan sebagai gudang dan suku cadangnya proses penyimpanan di Gudang Aspal.Aspal untuk bahan baku produksi aspal beton di unit AMP (Asphalt Mixing Plant).

2. Bahan Baku Aspal

Aspal merupakan bahan baku yang penggunaanya untuk merekatkan suatu agregat dengan agregat yang lain atau juga sebagai katalis agar agregat tersebut dapat menjadi suatu blok, awet, keras dan tahan terhadap perubahan iklim Queen. Jenis aspal yang digunakan adalah aspal emulsi yang perolehanya dari proses penyulingan minyak bumi. impor dari banyak produsen dalam dan luar negeri.

3. Padding

Filler merupakan bahan aditif pada proses pencampuran antara agregat dan aspal yang mempunyai efek menutup rongga-rongga pada permukaan beton aspal akibat kurangnya pencampuran agregat pada alat timbang. Bahan timbunan tambahan meliputi debu batu kapur, air kapur, semen atau abu terbang dari sumber yang disetujui oleh Manajer Konstruksi. Bahan pengisi yang ditambahkan harus dalam keadaan kering, tidak menggumpal, dan juga bila diuji dengan ayakan menurut SNI (Standar Nasional Indonesia) 03-1968-1990, mengandung paling sedikit bahan yang lolos saringan No. 200 (75 mikron). berat.

4. Aspal Dingin

Aspal dingin (cold aspal) adalah tangki agregat dari setiap fraksi, mulai dari agregat halus sampai agregat kasar, yang keperluanya untuk produksi campuran aspal panas (hot mix). Bagian pertama dari AMP (Asphalt Mixing Plant) terdiri dari aspal dingin yang menyimpan agregat kasar, agregat sedang, agregat halus dan pasir. Aspal dingin minimal harus memiliki 3 sampai 5 barel (aspal). Setiap jenis aspal mengandung agregat dengan derajat gradasi tertentu. Agregat ini harus terpisah satu sama lain untuk menjaga keaslian gradasi masing-masing lapisan sesuai rencana campuran kerja (RCK). Untuk memisahkannya, dapat memasang pelat baja untuk memisahkan aspal. Dengan demikian, kendaraan pengangkut (alat angkut) yang untuk menuangkan setiap lapisan aspal harus mempunyai ember (ember) yang lebih kecil dari mulut pemisah setiap lapisan aspal. Tanpa pemisah, pengisian setiap wadah tidak boleh terisi berlebihan, yang dapat mengakibatkan tercampurnya agregat.

5. Proses Pengeringan Agregat Pada Unit Dryer

1. Pengolahan dan Pengangkutan Agregat

Agregat hasil penambangan dihancurkan menggunakan mesin pemecah batu hingga mencapai ukuran yang diinginkan. Setelah itu, material disimpan di dalam cool bin sesuai ukuran dan diangkut menggunakan belt conveyor menuju unit pengering. Setiap tahap harus dilakukan dengan cermat agar ukuran agregat tetap seragam dan siap diproses ke tahap pemanasan berikutnya.

2. Proses Pengeringan dan Pembakaran

Tahap pengeringan bertujuan menghilangkan kadar air pada agregat menggunakan rotary kiln bersuhu ±150°C. Proses ini memanfaatkan bahan bakar solar dan berlangsung sekitar 45 detik dengan kapasitas produksi ±80 ton per jam.

3. Kontrol Kualitas Pembakaran

Operator memastikan pembakaran berlangsung sempurna dengan memperhatikan warna asap dan nyala api. Asap putih dan api biru menandakan proses optimal, sedangkan asap hitam menunjukkan pembakaran tidak sempurna. Jika terjadi, agregat bisa tertutup jelaga dan aspal tidak menempel dengan baik, sehingga mutu campuran menurun.

6. Pengumpul Debu (dust collector)

Sistem pengumpul debu (dust collector) berperan penting dalam mengendalikan pencemaran udara di area Asphalt Mixing Plant (AMP). Saat proses pengeringan berlangsung, gas buang dari sistem pemanas terdorong oleh exhaust fan menuju unit pengumpul debu. Di tahap ini, alat dust collector menyaring partikel kotoran agar udara yang keluar tetap bersih dan aman bagi lingkungan sekitar.

Kami menggunakan sistem pengumpul debu basah (wet dust cleaner) untuk meningkatkan efektivitas filtrasi. Dalam proses ini, air menyemprot gas buang sehingga partikel berat jatuh ke dasar penampungan, sementara gas bersih keluar melalui cerobong asap. Selanjutnya, partikel yang mengendap akan berpindah ke tangki penyimpanan air untuk ditampung dan dibersihkan kembali.

Apabila tangki air menunjukkan banyak jelaga mengapung, hal itu menandakan proses pembakaran pada pengering belum sempurna. Dalam kondisi tersebut, tim teknis segera melakukan pemeriksaan dan perbaikan agar pembakaran kembali optimal. Dengan langkah ini, kami dapat mencegah pencemaran udara dan memastikan sistem AMP berjalan efisien serta ramah lingkungan.

7. Proses Pemisahan Agregat Pada Hot Screen.

Agregat panas yang telah mengalami pembakaran dari alkali kemudian di angkut dengan elevator panas ke bagian atas langit-langit mulut untuk di pisahkan pada saringan panas. Proses pemisahan agregat berlangsung dengan menjatuhkan material ke atas saringan miring yang dirancang khusus agar setiap ukuran agregat terpisah secara merata. Mesin getar pada ayakan menggetarkan permukaan saringan secara terus-menerus untuk memastikan hasil pemisahan lebih optimal. Setelah proses pengayakan selesai, agregat yang sudah terpisah berdasarkan ukuran langsung masuk ke unit hot cart sebagai wadah penampungan sementara sebelum diumpankan ke unit timbangan untuk tahap pencampuran berikutnya.
Pemasangan filter pada peralatan penyaringan panas tidak boleh memiliki dimensi yang berdekatan. Contoh susunan ayakan untuk campuran aspal dengan ukuran partikel maksimal 19 mm adalah sebagai berikut:

  1. Saringan pertama/atas ukuran 19 mm, agregat yang lebih besar (kebesaran) di tuangkan ke dalam gorong-gorong.
  2. Filter kedua berukuran 12,5 mm (1/2 inci). Agregat dengan ukuran partikel dari 19 mm hingga 12,5 mm di pindahkan ke nampan 1.
  3. Filter ketiga adalah 4,75 mm (#4). Agregat dengan ukuran partikel 9,5 hingga 4,75 mm di pindahkan ke baki 2.
  4. Saringan keempat berukuran 2,36 mm (No. 8). Agregat dengan ukuran partikel 4,75 hingga 2,36 mm di pindahkan ke bin 3. Sedangkan agregat yang lolos filter 2,36 mm akan di pindahkan ke bin 4.

8. Aspal Panas (hot bin)

Aspal panas( hot binn) di pasang pada AMP (asphalt mixing plant).jenis dosis (batch). Di AMP mixing plant (pabrik pencampur aspal), biasanya terdapat 4 tong yang kedap air dan terpasang kokoh, tanpa lubang dan memiliki ketinggian yang sesuai untuk menampung agregat panas dengan ukuran berbeda. Fraksi di pisahkan dengan tungku yang di panaskan. set saringan. Di bagian bawah setiap tabung plastik panas harus di pasang untuk menghilangkan kelebihan agregat dari setiap panci panas, yang dapat di operasikan secara manual atau otomatis. Apabila agregat halus masih mengandung air (kurang kering) setelah dipanaskan, maka agregat sangat halus (debu) akan menempel dan menggumpal pada dinding aspal yang panas dan jatuh bila sudah cukup berat. Hal ini dapat menyebabkan perubahan ukuran partikel, yaitu tambahan material yang melewati saringan numerik.

9. Timbangan

Timbangan merupakan alat yang berguna untuk mengukur/menimbang banyaknya setiap agregat berdasarkan komposisinya menurut prosesnya, proses penimbangannya di lakukan dengan menggunakan komputer/sistem otomatis. Sebelum menggunakan timbangan ini, timbangan akan di kalibrasi terlebih dahulu agar hasil penimbangannya akurat. Normalnya timbangan di kalibrasi dengan bobot paling ringan yaitu 10kg. Hal ini di sebabkan karena kepadatan spesifik agregat terlalu tinggi dan skala tidak dapat di lakukan. akurat/tidak terbaca jika berat agregat kurang dari 10 kg.
Faktor-faktor penting dalam unit penimbangan gabungan yang memerlukan perhatian khusus adalah sebagai berikut

  1. Kalibrasi skala.
  2. Weigh box tergantung bebas.
  3. Pemantauan kinerja harian driver pabrik AMP (asphalt mixing plant).

10. Proses Akhir Mixer

Mixer alat untuk proses pencampuran di mana agregat yang di panaskan dan di timbang di ukur sesuai komposisi yang di inginkan kemudian di tuangkan ke dalam mixer dengan cara membuka pintu kereta panas menggunakan sistem hidrolik otomatis/pengendali utama.
Proses pencampuran dalam mixer adalah proses pencampuran antara agregat panas, aspalt dan penyangga pada suhu ±1500 C. Cara pencampuran di lakukan dengan cara memutar poros pengaduk dengan motor listrik. Waktu pencampuran adalah 30 hingga 40 detik. , aduk dengan kapasitas 800 kg/ 30-40 detik kemudian. Agregat yang tercampur seseragam mungkin di tuangkan langsung ke dalam kendaraan pengangkut dengan cara membuka bukaan pada bagian bawah alat pengaduk yang di operasikan secara hidrolik. Campuran aspalt yang keluar dari alat pengaduk ini mempunyai suhu ±1500C dan setiap jam suhunya akan menurun ±2,5-50C.

Catatan Penting:

  • Pastikan untuk memakai alat pelindung seperti sarung tangan dan kacamata saat bekerja dengan aspalt panas.
  • Metode ini hanya cocok untuk pembelajaran dan eksperimen kecil. Produksi aspal skala besar memerlukan peralatan dan juga proses yang lebih kompleks.
  • Konsultasikan pada kami Jasa pengaspalan

Standar Kualitas dan Pengujian Aspal Hotmix

Kualitas aspal hotmix berperan penting dalam menentukan ketahanan dan kenyamanan jalan. Karena itu, setiap tahap produksi wajib mengikuti standar mutu yang ditetapkan Kementerian PUPR. Tim penguji melakukan pengujian secara terencana untuk memastikan campuran aspal memiliki kekuatan optimal, daya lekat tinggi, serta ketahanan terhadap cuaca ekstrem dan beban kendaraan berat. Dengan mengikuti standar ini, hasil akhir menjadi lebih stabil, awet, dan efisien dalam jangka panjang.

Selain itu, tim produksi mengawasi mutu aspal hotmix sejak tahap persiapan material. Mereka mengukur dan menguji agregat, filler, serta bitumen lebih dulu untuk memastikan ukuran, kadar air, dan viskositas sesuai kebutuhan. Setelah itu, operator AMP mencampur seluruh material menggunakan Asphalt Mixing Plant dengan pengaturan suhu yang tepat agar hasilnya konsisten dan berkualitas tinggi. Langkah ini penting agar aspal tidak terlalu kering maupun terlalu lembek. Karena itu, konsistensi dalam suhu pencampuran menjadi faktor penentu keberhasilan produksi aspal hotmix berkualitas tinggi.

Metode Pengujian Aspal Hotmix di Laboratorium

Tim laboratorium melakukan beberapa pengujian teknis untuk memastikan kualitas aspal sesuai standar. Mereka menggunakan Uji Marshall Stability guna menilai daya tahan campuran terhadap beban lalu lintas. Ketika nilai stabilitas meningkat, kekuatan perkerasan jalan juga bertambah, sehingga hasil akhirnya lebih awet dan tahan tekanan kendaraan berat. Selain itu, uji kadar bitumen berfungsi memastikan proporsi bahan pengikat sesuai agar tidak terjadi retak dini.

Berikutnya, proses uji kepadatan dan void untuk mengukur seberapa rapat partikel agregat saling menempel. Jika hasilnya terlalu longgar, maka risiko kerusakan akibat air dan tekanan kendaraan meningkat. Karena itu, hasil pengujian ini membantu teknisi melakukan penyesuaian sebelum aspal dihampar ke lapangan. Dengan kontrol mutu yang konsisten, aspal hotmix mampu memberikan hasil akhir yang halus, kuat, dan tahan lama.

Kesimpulan

Pembuatan aspal melibatkan serangkaian proses yang ketat untuk memastikan kualitas dan daya tahannya. Dengan kombinasi bahan yang tepat dan metode pencampuran yang efisien, aspal dapat menghasilkan permukaan jalan yang kuat dan tahan lama. Keberhasilan dalam pembuatan dan penerapan aspal sangat bergantung pada pemilihan bahan, teknologi pencampuran, serta teknik aplikasi yang tepat.

FAQ Cara Membuat Aspal

1. Apa saja bahan utama dalam pembuatan aspal?

Bahan utama pembuatan aspal meliputi:
Bitumen (aspal minyak) dari penyulingan minyak bumi.
Agregat seperti pasir, kerikil, dan batu pecah.
Filler seperti abu batu atau semen untuk meningkatkan daya rekat.

2. Bagaimana proses pembuatan aspal?

Proses pembuatan aspal terdiri dari beberapa tahap:
Pengeringan dan pemanasan agregat di dalam drum pemanas.
Pencampuran bitumen dengan agregat pada suhu tinggi.
Pengangkutan campuran aspal ke lokasi proyek.
Penghamparan dan pemadatan menggunakan alat berat seperti finisher dan roller.

3. Apa perbedaan aspal panas dan aspal dingin?

Aspal panas (Hot Mix Asphalt/HMA): Dicampur dan diaplikasikan dalam suhu tinggi, lebih tahan lama.
Aspal dingin (Cold Mix Asphalt/CMA): Bisa digunakan tanpa pemanasan, cocok untuk perbaikan jalan kecil.

4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan agar aspal kering?

Aspal umumnya membutuhkan 24-48 jam untuk benar-benar mengering dan siap digunakan.

5. Apakah ada alternatif ramah lingkungan untuk aspal?

Ya, beberapa alternatif ramah lingkungan termasuk aspal daur ulang (RAP) dan bio-asphalt yang menggunakan minyak nabati sebagai bahan pengikat.

Similar Posts